rsudayakuraja.com – Sebuah air terjun di Gunung Yuntai, China, yang semula dianggap sebagai fenomena alam, ternyata adalah buatan manusia. Kontroversi ini terungkap setelah seorang pendaki memposting video di Douyin, yang menunjukkan pipa logam besar di puncak tebing yang mengalirkan air ke atas tebing tersebut. Video tersebut telah menarik perhatian besar, dengan lebih dari 10 juta tayangan di Douyin dan 14 juta di Weibo.
Reaksi publik terhadap pengungkapan ini cepat menyebar, menyebabkan pendaki mengungkapkan kekecewaan mereka atas usaha mendaki yang mereka anggap sia-sia. Pejabat pemerintah China telah melakukan penyelidikan di Geopark Gunung Yuntai sebagai respons terhadap viralnya video tersebut.
Operator Geopark Gunung Yuntai menjelaskan bahwa pemasangan pipa adalah upaya untuk memperbaiki situasi selama musim kemarau, dan bertujuan untuk menghindari kekecewaan pengunjung. Dalam sebuah postingan di media sosial, mereka menyatakan bahwa air terjun itu merupakan pemandangan musiman yang tidak selalu dapat menampilkan bentuk terbaiknya, memastikan bahwa penggunaan air mata air tidak merusak lingkungan.
Pengunggah video asli mengungkapkan kekecewaan mereka setelah menyadari bahwa air terjun yang diyakini sebagai air terjun alami ternyata buatan. Hal ini memicu diskusi di kalangan netizen tentang situs alami lain di China yang lebih autentik dan layak dikunjungi, seperti Air Terjun Gunung Tiantai dan Air Terjun Huangguoshu yang spektakuler saat musim hujan.
Meskipun tidak ada pengutukan resmi dari pejabat terhadap penggunaan pipa buatan, mereka menyarankan agar operator lebih terbuka tentang modifikasi tersebut kepada pengunjung. Hal ini bertujuan untuk mempertahankan kepercayaan publik dan menjaga integritas pengalaman wisata alam.
Geopark Gunung Yuntai, sebagai bagian dari Geopark Global UNESCO di provinsi Henan, terus menarik jutaan pengunjung yang tertarik dengan formasi geologi berusia miliaran tahun dan air terjun yang menjadi daya tarik utama.
Insiden ini menyoroti pentingnya transparansi dan kejujuran dalam pengelolaan atraksi wisata. Meskipun upaya untuk memperindah pemandangan dapat dipahami, keaslian dan kejujuran tetap menjadi aspek penting yang dihargai oleh pengunjung.