Efek Samping Radioterapi: Kanker Sekunder Intai Penyintas dalam Jangka Panjang

efek-samping-radioterapi-kanker-sekunder-intai-penyintas-dalam-jangka-panjang

rsudayakuraja.com – Radioterapi menjadi salah satu metode pengobatan utama bagi pasien kanker. Teknik ini bekerja dengan menghancurkan sel kanker menggunakan sinar radiasi berenergi tinggi. Meskipun efektif, radioterapi tetap membawa risiko jangka panjang bagi tubuh pasien. Salah satu risiko paling serius adalah munculnya kanker sekunder, yaitu kanker baru yang tidak berkaitan dengan kanker pertama. Berdasarkan data medis, antara 5 hingga 15 persen penyintas kanker dapat mengalami kanker sekunder akibat paparan radiasi selama terapi.

Kanker Sekunder: Musuh Baru Setelah Kesembuhan

Kanker sekunder bukanlah kekambuhan dari kanker sebelumnya, melainkan jenis kanker baru yang muncul di area yang terkena radiasi. Proses ini bisa terjadi bertahun-tahun setelah pengobatan selesai. Para ahli menyebutkan bahwa organ atau jaringan di sekitar area terapi bisa mengalami mutasi genetik karena radiasi. Mutasi ini dapat berkembang menjadi tumor ganas jika tidak terdeteksi sejak dini. Oleh karena itu, penyintas kanker perlu menjalani pemantauan rutin meskipun telah dinyatakan sembuh total.

Jenis Kanker Sekunder yang Sering Muncul

Beberapa jenis kanker sekunder kerap ditemukan pada pasien yang sebelumnya menjalani radioterapi. Contohnya, pasien kanker payudara yang menerima radiasi di daerah dada berisiko mengalami kanker paru-paru atau sarkoma. Sementara itu, pasien kanker kepala dan leher bisa mengalami kanker tiroid atau leukemia. Risiko ini meningkat jika pasien menjalani terapi pada usia muda karena jaringan tubuh mereka masih aktif berkembang, sehingga lebih rentan terhadap efek samping jangka panjang.

Pentingnya Edukasi dan Pemantauan Jangka Panjang

Tenaga medis memiliki tanggung jawab untuk mengedukasi pasien tentang potensi efek jangka panjang dari terapi radiasi. Informasi ini harus disampaikan secara terbuka sejak awal proses pengobatan. Pasien juga perlu mendapatkan jadwal pemeriksaan berkala setelah pengobatan selesai. Pemeriksaan ini mencakup tes pencitraan, tes darah, dan evaluasi klinis untuk mendeteksi gejala awal kanker sekunder. Dengan pemantauan intensif, dokter dapat mengambil tindakan cepat jika muncul tanda-tanda mencurigakan.

Gaya Hidup Sehat Kurangi Risiko Tambahan

Meskipun tidak bisa menghindari seluruh risiko, penyintas kanker tetap bisa mengurangi kemungkinan kanker sekunder melalui gaya hidup sehat. Mereka disarankan menghindari rokok, alkohol, dan paparan bahan kimia berbahaya. Asupan makanan bergizi, olahraga teratur, dan istirahat cukup juga berperan penting dalam memperkuat daya tahan tubuh. Dengan begitu, tubuh memiliki kemampuan lebih baik untuk menangkal perkembangan sel abnormal akibat dampak radiasi masa lalu.