BPOM Ingatkan Bahaya Minum Susu Saat Konsumsi Antibiotik

bpom-ingatkan-bahaya-minum-susu-saat-konsumsi-antibiotik

rsudayakuraja.com – Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengeluarkan peringatan kepada masyarakat mengenai konsumsi susu bersamaan dengan obat antibiotik. Lembaga tersebut menyatakan bahwa kebiasaan ini dapat mengganggu efektivitas kerja obat dalam tubuh. BPOM menegaskan bahwa masyarakat harus memisahkan waktu minum susu dan antibiotik untuk menghindari interaksi negatif antar zat.

Kandungan Susu Hambat Penyerapan Antibiotik

Kalsium dan mineral lain dalam susu dapat berinteraksi dengan antibiotik, khususnya jenis tetrasiklin dan kuinolon. Zat-zat tersebut akan mengikat kandungan aktif dalam antibiotik sehingga tubuh gagal menyerap obat secara optimal. Akibatnya, infeksi yang seharusnya cepat tertangani malah berlangsung lebih lama. Dokter biasanya menyarankan jeda minimal dua jam antara konsumsi susu dan antibiotik.

Bahaya Konsumsi yang Tidak Tepat

Konsumsi antibiotik yang tidak sesuai anjuran berisiko menimbulkan resistensi. Jika antibiotik tidak bekerja secara maksimal, bakteri dalam tubuh akan bertahan dan beradaptasi. Kondisi ini menyebabkan antibiotik menjadi tidak efektif di masa depan. BPOM menyoroti bahwa penyalahgunaan antibiotik menjadi salah satu masalah kesehatan global yang serius.

Edukasi Masyarakat Masih Kurang

BPOM mengakui bahwa sebagian besar masyarakat belum memahami interaksi antara makanan dan obat. Banyak orang masih mengira bahwa semua makanan, termasuk susu, dapat dikonsumsi bersamaan dengan obat-obatan. Padahal, beberapa kombinasi justru menurunkan manfaat terapi. Oleh karena itu, BPOM berkomitmen meningkatkan edukasi publik melalui kampanye kesehatan dan sosialisasi di media sosial.

Apoteker dan Tenaga Kesehatan Harus Proaktif

BPOM mengimbau apoteker dan tenaga kesehatan untuk lebih aktif memberikan penjelasan kepada pasien. Mereka harus menyampaikan informasi penting seputar waktu konsumsi obat dan makanan yang perlu dihindari. Edukasi langsung dari petugas kesehatan dapat mencegah kesalahan penggunaan antibiotik dan mempercepat proses penyembuhan pasien.

Konsultasi Selalu Jadi Solusi Terbaik

BPOM mengajak masyarakat untuk selalu berkonsultasi dengan dokter atau apoteker sebelum mengonsumsi antibiotik. Masyarakat tidak boleh mengambil keputusan sendiri dalam penggunaan obat, termasuk dalam hal makanan pendamping. Dengan edukasi yang tepat dan konsultasi yang rutin, efektivitas pengobatan dapat tercapai tanpa risiko efek samping.